Jakarta, Dunis – Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Anwar Abbas Sampaikan amanat dalam Wisuda ke-2 Universitas Saintek Muhammadiyah pada Jum’at (3/1).
Dalam amanat tersebut, Buya Anwar menyampaikan terdapat tiga dimensi yang tidak boleh hilang dari pendidikan yaitu dimensi seni, ilmu, dan agama. Ketiga dimensi itu menurutnya saling bertautan, tidak terpisahkan.
“Dengan seni hidup menjadi indah, dengan ilmu hidup menjadi mudah, dan dengan agama hidup menjadi terarah,” ungkapnya.
Menurutnya ketiga dimensi itu diimplementasikan dengan baik di Universitas Saintek Muhammadiyah. Dia menjelaskan seni akan melahirkan budaya ekspresif, semengata ilmu budayanya progresif, dan agama budayanya khas.
Merujuk Prof. Sultan Takdir Ali Sabana, Anwar Abbas menyampaikan supaya warga Persyarikatan, termasuk civitas akademika Perguruan Tinggi Muhammadiyah-’Aisyiyah untuk memperhatikan enam sisi dalam kehidupan.
Keenam aspek itu meliputi iptek, ekonomi, solidaritas, agama, seni, dan politik. Keenam sisi kehidupan itu dapat dijadikan sebagai barometer untuk mengukur kemajuan sebuah bangsa atau negara.
Terkait dengan kemajuan peradaban sebuah bangsa, Anwar Abbas menyampaikan semua akan dipergilirkan. Kenyataan tersebut sebagaimana disebutkan dalam Al Qur’an Surat Ali Imran ayat 40.
Dipergilirkannya peradaban suatu bangsa ini telah berjalan sejak lama, termasuk ketika era Rasulullah Muhammad. Dua kerajaan yaitu Bizantium dan Persia sebagai dua ‘raksasa’ peradaban dihancurkan, dan diganti peradaban Islam.
“Dari perspektif ayat ini, maka yang namanya Eropa dan Amerika pasti akan hancur. Timbul pertanyaan kalau era Eropa dan era Amerika akan berakhir negara manakan yang akan menggantikannya?,” ungkap Anawa Abbas.
Indonesia menjadi salah satu negara yang diprediksi akan menggantikan peradaban itu. Namun prediksi itu harus disambut, tidak hanya dengan berpangku tangan dan menjadi penonton saja dari percaturan peradaban.