Jakarta, Dunia – Sekjen MUI, buya Amirsyah Tambunan memaparkan fungsi masjid dalam acara dialog publik dalam rangka Musyawarah Dewan Kemakmuran Masjid di FISIP Universitas Muhammadiyah Jakarta, pada Jum’at, (17/1/25)
Mengawali ceramahnya, Sekjen MUI membacakan pantun:
Membeli kertas berjilid-jilid
Digunakan untuk karya keluarga
Hikmah bagi orang memakmurkan masjid
Kelak dibangunkan rumah di syurga
Sarapan pagi makan cenil
Jajanan khas daerah Jawa
Apabila kelebihan harta ikut andil
Maka akan terasa ketenangan dan rahmat dari Allah
Dalamn kesempatan itu, buya Amirsyah Tambunan memaparkan tentang fungsi Masjid dan dalam sambutannya Rektor UMJ yang diwakili Dr. Rini Fatma Kartika mengatakan bahwa salah satu filosofi Dewan Kemakmuran Masjid adalah masjid harus mampu sebagai lembaga otonomi agar dapat mewujudkan kemakmuran bagi jamaah masjid dan sekitarnya.
Sementara itu, buya Amirsyah mengatakan
terkait arti Masjid ini, mengutip Tafsir Al-Qur’an karya Muhammad Quraish Shihab dalam buku karyanya wawasan Al-Qur’an: Tafsir Maudhu’i atas pelbagai persoalan Umat (Mizan, 2000) menguraikan, kata Masjid terulang sebanyak 28 (dua puluh delapan) kali di dalam Al-Qur’an.
Dari segi bahasa, kata Masjid terambil dari akar kata sajada-sujud, yang berarti patuh, taat, serta tunduk dengan penuh hormat dan ta’dzim. Al Quran menegaskan salah satu fungsi Masjid:
وَأَنَّ ٱلْمَسَٰجِدَ لِلَّهِ فَلَا تَدْعُوا۟ مَعَ ٱللَّهِ أَحَدًا
Artinya: Dan sesungguhnya mesjid-mesjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah kamu menyembah seseorangpun di dalamnya di samping (menyembah) Allah.
Selain itu, Quraish Shihab dalam buku yang sama juga mengemukakan bahwa Rasululullah shallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Telah dijadikan untukku (dan untuk umatku) bumi sebagai masjid dan sarana penyucian diri.” (HR Bukhari dan Muslim melalui Jabir bin Abdullah).
Selanjutnya fungsi kedua masjid sebagaimana ditegaskan Qs Al Isra’ ayat 1:
سُبْحٰنَ الَّذِيْٓ اَسْرٰى بِعَبْدِهٖ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ الْاَقْصَا الَّذِيْ بٰرَكْنَا حَوْلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنْ اٰيٰتِنَاۗ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ
Artinya: Mahasuci (Allah) yang telah memperjalankan hamba-Nya (Nabi Muhammad) pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya) agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.
Atas dasar ini Allah menegaskan; pertama, perjalanan Nabi Muhammad lewat Isra’ Mikraj yang setiap tahun diperingati seluruh dunia Islam menegaskan berjalanan Nabi Muhammad SAW untuk mengangkat derajat Nabi melalui Israj Mikraj pada umatnya melalui pesan penting salat yakni assalatu isra’ mikraj mukminin.
Kedua, Masjid yang di abadikan dalam Qur’an baik masjidil haram maupun masjidil Aqsa merupakan simbol pradaban umat Islam harus dapat mewujudkan pradaban manusia yang mulia;
Ketiga, saat ini kita perlu memperkuat peradaban lewat masjid (minal masjid ilal masjid) dengan penguatan etika, moral hingga akhlakul karimah.
Hadir juga sebagai Narasumber dialog Sekjend Dewan Masjid, Dr.Rahmad Hidayat, Dr. Amirsyah Tambunan sekjen MUI dan nara sumber lainnya.