Sumbar, Dunis – Dewasa ini tata kelola pariwisata di Indonesia belum dilakukan secara baik di sebabkan banyak faktor, antara lain : pertama, kreatifitas sumber daya yang masih terbatas dalam mengelola pariwisata kedua ialah infrastruktur pariwisata yang belum representatif sehingga belum mampu menarik wisatawan.
Ketiga, seni budaya masih bersifat amatiran sehingga belum mampu menjadi daya tarik wisatawan. Untuk itu diperlukan ikhtiar yang lebih serius m dengan menggunakan keunggulan wisata dan keraifan lokal.
Seperti contohnya adalah memanfaatkan keindahan alam yang hijau, pegunungan yang memanjakan pandangan, kata wisatawan dari Arab Saudi “MasyaAllah, SubhanAllah dan kenikmatan kuliner yang has masakan minang.
Hal itu disampaikan Sekjen MUI dalam Peresmian Hub Wisata Halal Kelauarga AR Sutan Mansur. Oleh karena itu perlu penguatan dalam bentuk edukasi kepada masyarakat agar memiliki daya tarik untuk mengajak masyarakat melakukan wisata di Sumatera Barat antara lain Sungai Batang, Maninjau Kabupaten Agam.
Karena itu kerjasama Majelis Ulama Indonesia (MUI) dengan Bank Indonesia telah berhasil membangun ikon wisata yang memiliki daya tarik seperti museum.
Haji Abdul Malik Karim Amrullah atau lebih dikenal dengan sapaan Buya Hamka ialah seorang ulama dan penulis ulung yang sudah terkenal hingga ke penjuru negeri hingga dunia internasional.
“Tempat kelahiran Buya Hamka ini harus mampu meningkatkan daya tarik karena letak yang strategis di desa Sungai Batang, Minangkabau di tepian Danau Maninjau, Kabupaten Agam, Sumatera Barat,” ujar Buya Amirsyah Tambunan.
Hadir pada acara tersebut, Yose Rizal sebagai Ketua Yayasan AR Sutan Mansur berharap agar dapat produktif untuk UMKM halal . Lukmanul Hakim dari Lembaga Wakaf MUI mengatakan sebagai bukti ta’zim kepada Buya Hamka, serta kepada AR Sutan Mansur Ahmad Rasyid Sutan Mansur yang juga adalah Ketua PP Muhammadiyah ke-6.
Lahir di Maninjau pada 15 Desember 1895, nama kecilnya adalah Ahmad Rasyid Mansur. Namanya berubah menjadi Ahmad Rasyid Sutan Mansur setelah kelak dirinya menikahi putri gurunya yang sekaligus juga kakak perempuan Buya Hamka, Fatimah.
Negara yang besar adalah yang menghormati Pahlawan sebagaimana Buya Hamka. Kita harus merawat pariwisata dengan menggunakan ikon tokoh nasional agar dapat merasakan pentingnya tokoh untuk melanjutkan dakwah. Dr.Hariadi Darmawan wakil Dir Politeknik Pariwitasi Bandung mendukung pariwisata ramah dan halal.
Beliau lahir si Seibatang. Sampai saat ini belum ada etalase produk UMKM yg halal. Perlu di kembangkan secara online. Tempat bagus tapi gak ramah belanja sama wisatawan.
Karena itu wisata lokal harus diperkuat. Rendang dapat HAKI rendang di HAKI dunia. Dinas Pariwisata Sumbar Luhur 14.662 wisatawan dari Riau, Jabar, DKI, dll. Jadi peluang bisa tumbuh berkembang. Potensi dua muslim lebih dari 2 M.
Sumbar rendang ketiga 338 desa wisata di Sumber. Berengding buya Hamka kuat 77 % dari Malaysia. Potensi umroh sumbar hampir 15.000. Berharap Pusat edukasi, informasi wisata rumah muslim.
Wakaf Produktif
Buya Amisyah menegaskan agar keberlanjutan wakaf bisa terjaga, maka diperlukan sekema; pertama, Cash wakaf lingked Depostito (CWLD) yang aman karena nilai pokok tersimpan dalam Lembaga Keuangan Syariah Penerima Wakaf Uang (LKSPWU).
Yang di gunakan wakaf margin dari hasil Deposito misalnya 1 juta nilai Deposito x satu juga orang maka total satu Triliyun menghasilkan wakaf 5O M dengan margin 5 persen dengan hak operasional Nazhir 10 persen dari hasil Deposito.
Dalam kesempatan yang sama dinas Pariwisata Kab Agam Dedi Asmar mengatakan dukungannya kepada MUI yang telah membuat wisata halal. Deputi BI Parulian halal Turisme Hub pertama di Indonesia. Kebijakan ekonomi syariah seperti wisata halal untuk penguatan keuangan syariah. Tahun 2025 Indonesia menjadi Pusat halal dunia.
Akhirnya di tutup dengan pantun:
Jalan-jalan kemaninjau Singggah sebentar di sungai batang
Lihatlah luas bukit terbentang
Untuk wisata tumbuh berkembang