Jakarta, Dunis – Pendiri Muhammadiyah, Kiai Ahmad Dahlan pernah berpesan kurang lebih supaya para kiai di Muhammadiyah untuk menjadi kiai yang berkemajuan.
Pesan tersebut menurut Wakil Sekretaris Majelis Diktilitbang Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Adam Jerusalem dapat dikontekstualisasikan tidak hanya pada diri kiai Muhammadiyah, tapi juga civitas akademika di Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM).
“Jadilah rektor, jadilah wakil rektor, jadilah dekan, dosen, jadilah tendik semua warga Muhammadiyah yang berkemajuan, memikirkan kemajuan-kemajuan,” katanya pada Rabu (11/12) dalam Sidang Senat Terbuka Universitas Muhammadiyah Lampung (UML).
Kepada seluruh civitas akademika UML, dan Perguruan Tinggi Muhammadiyah-’Aisyiyah (PTMA) yang lain supaya tidak boleh menyerah dalam memajukan dan membesarkan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) ini.
Pesan supaya menjadi kiai yang berkemajuan, katanya, memiliki makna yang mendalam. Tidak hanya bagi santri Kiai Ahmad Dahlan waktu itu, tapi juga bagi warga Muhammadiyah saat ini tanpa terkecuali.
Menceritakan perjuangan Kiai Dahlan, Adam Jerusalem menyebut, Kiai Dahlan sebagai sosok yang tak kenal lelah dalam memajukan umat dan bangsa. Bahkan ketika fisiknya sakit, Kiai Dahlan tetap memaksakan diri berdakwah.
Kerasnya perjuangan Kiai Dahlan dalam menjalankan misi dakwah untuk memajukan umat dan bangsa, katanya, menjadikan fisiknya tak mampu lagi menahan lelah. Namun demikian, itu bukan menjadi penghalang.
Kiai Ahmad Dahlan meninggal pada usia yang relatif mudah, yaitu 54 tahun. Kiai Ahmad Dahlan lahir pada 1868 dan meninggal pada tahun 1923, kemudian dimakamkan di Pemakaman Karangkajen, Kota Gede, Yogyakarta.
Dalam memajukan kampus Muhammadiyah, Adam Jerusalem juga berpesan supaya dibangun sinergi yang kokoh antara civitas akademika, BPH, warga persyarikatan, serta pimpinan Muhammadiyah setempat.