Menu

Mode Gelap
Haikal Hassan : Bangun Indonesia Baru yang Damai dan Berkeadaban How To Handle Every Movie Challenge With Ease Using These Tips 20 Questions You Should Always Ask About Playstation Before Buying It The Most Influential People in the Green House Industry and Their Celebrity Dopplegangers Technology Awards: 6 Reasons Why They Don’t Work & What You Can Do About It

News · 16 Jan 2025 12:16 WIB ·

Muhammadiyah Terima Kunjungan Dubes Belanda untuk Indonesia


 Muhammadiyah Terima Kunjungan Dubes Belanda untuk Indonesia Perbesar

Jakarta, Dunis – Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menerima kunjungan Duta Besar Belanda untuk Indonesia Marc Gerritsen bersama Mark Hengstman, First Secretary Political Affairs Kedubes Belanda untuk Indonesia pada Rabu (15/1) di Kantor PP Muhammadiyah Jakarta Pusat.

Haedar Nashir menyambut kedatangan petahana Dubes Belanda ini dengan hangat bersama Ketua PP Muhammadiyah Syafiq Mughni, Sekretaris PP Muhammadiyah Muhammad Sayuti, serta Ketua LHKI Imam Ad Daruquthni, dan Alpha Amirrachman Anggota Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah.

Dalam kunjungan itu Haedar Nashir menyampaikan selamat datang, serta mengapresiasi hubungan yang terus membaik antara pemerintah Indonesia dengan Belanda.

Haedar juga menyampaikan beberapa hal tentang program yang dijalankan Muhammadiyah. Ia memaparkan, meski sebagai ormas keagamaan, namun cakupan gerak Muhammadiyah cukup luas.

“Kami juga bergerak di sektor pertanian, untuk memajukan petani Indonesia. Bahkan di Pulau Jawa kami memiliki dampingan petani tepung, ubi, singkong (mocaf) yang sudah ekspor,” kata Haedar.

Belanda meski negara dengan luas daratan yang sempit namun mampu menjadi salah satu negara eksportir pangan terbesar di dunia. Oleh karena itu ke depan perlu adanya kerja sama dengan Muhammadiyah dan Indonesia.

Pada kesempatan ini Haedar juga membicarakan tren Islamophobia yang terjadi di beberapa negara, termasuk Belanda dan negara-negara Eropa lain. Namun menurutnya kenyataan sama juga terjadi di Indonesia.

Oleh karena itu, menurut Guru Besar Ilmu Sosiologi ini perlu adanya perluasan wawasan keagamaan moderat sebagaimana yang dimiliki Muhammadiyah. Wawasan Islam moderat atau wasathiyah juga bisa menjadi jembatan penghubung kerja sama.

“Padahal organisasi seperti Muhammadiyah dan NU dapat menjadi bagian untuk membangun hubungan baik dengan banyak negara dengan pandangan moderatnya,” katanya.

Dari pertemuan ini diharapkan akan ada tindak lanjut khususnya dengan pihak terkait untuk membangun kemajuan bersama. Haedar menyebut akan ada forum internasional untuk keislaman dan kemanusiaan yang lebih dinamis dan inklusif.

Artikel ini telah dibaca 5 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Serukan Pelestarian Lingkungan, Menag Nasaruddin Umar Buka MTQ Internasional IV

29 January 2025 - 12:27 WIB

Anggota DPR RI Usulkan Relokasi Warga Israel ke Amerika Serikat Demi Akhiri Konflik Puluhan Tahun

22 January 2025 - 05:03 WIB

Perkuat Dakwah, MUI DKI Jakarta Teken Kerja Sama dengan Lembaga Pendidikan Persatuan Emirat Arab

22 January 2025 - 00:29 WIB

Ulurtangan dan DDC Resmikan Pembangunan Sekolah Islam Terpadu di Sukaresmi, Bogor

19 January 2025 - 13:39 WIB

ARI BP Rayakan Gencatan Senjata di Gaza

18 January 2025 - 00:06 WIB

Dubes Persatuan Emirat Arab di Indonesia Sambut Baik Kerja Sama dengan MUI DKI Jakarta

17 January 2025 - 09:20 WIB

Trending di News