Menu

Mode Gelap
Haikal Hassan : Bangun Indonesia Baru yang Damai dan Berkeadaban How To Handle Every Movie Challenge With Ease Using These Tips 20 Questions You Should Always Ask About Playstation Before Buying It The Most Influential People in the Green House Industry and Their Celebrity Dopplegangers Technology Awards: 6 Reasons Why They Don’t Work & What You Can Do About It

News · 16 Jan 2025 23:30 WIB ·

Masih Banyak Anak Indonesia yang Belum Mendapatkan Hak Pendidikan, Mendikdasmen Sampaikan Program Ini


 Masih Banyak Anak Indonesia yang Belum Mendapatkan Hak Pendidikan, Mendikdasmen Sampaikan Program Ini Perbesar

Jakarta, Dunis – Menteri Pendidikan dan Menengah (Mendikdasmen) Prof. Abdul Mu’ti mengatakan masih banyak anak-anak di Indonesia yang belum mendapatkan hak pendidikan.

Hal itu ia ungkapkan saat menyampaikan pidato kunci dalam acara Tanwir I Aisyiyah yang diselenggarakan di Jakarta beberapa waktu lalu.

“Masih banyak anak-anak yang belum mendapatkan hak pendidikan. Baik karena keadaan ekonomi, domisili, atau faktor-faktor lain,” kata Prof. Mu’ti dikutip dari keterangan tertulis, (15/1/2025).

Prof. Mu’ti juga menyoroti peran penting pendidikan inklusif untuk anak-anak berkebutuhan khusus, dan pendidikan inklusif yang berbasis masyarakat.

Sebab, kata dia, saat ini banyak anak-anak penyandang disabilitas yang belum mendapatkan layanan sebagaimana mestinya.

“Bahkan jumlah sekolah luar biasa (SLB) juga masih sangat terbatas,” ujarnya. Oleh karena itu, Prof. Mu’ti berharap Kemendikdasmen bisa bekerja sama dengan Aisyiyah bisa ikut membantu pendidikan yang lebih inklusi. Serta bisa ikut menyukseskan pendidikan inklusif dan bermutu untuk semua kalangan masyarakat.

“Kami berharap kerja sama Kemendikdasmen dengan ‘Aisyiyah dalam bidang pendidikan anak usia dini dan dalam bidang pendidikan inklusif dapat menyukseskan ikhtiar kita bersama untuk memberikan layanan pendidikan yang bermutu untuk semua,” ujarnya.

Prof. Mu’ti juga berharap Aisyiyah dapat terus menjadi mitra strategis Kemendikdasmen dalam mendukung pemenuhan program Wajib Belajar 13 Tahun, yang dimulai dari taman kanak-kanak (TK).

Selain itu, ia juga menekankan pentingnya gerakan satu desa, satu TK untuk membantu mencerdaskan bangsa.

“Wajib belajar 13 tahun seiring dengan program Kementerian Pendidikan Desa, yaitu ‘Satu Desa, Satu TK’, menurut saya harus menjadi bagian dari satu tekad bersama untuk mencerdaskan bangsa memulai pendidikan sejak usia dini,” ucap dia.

Artikel ini telah dibaca 29 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Serukan Pelestarian Lingkungan, Menag Nasaruddin Umar Buka MTQ Internasional IV

29 January 2025 - 12:27 WIB

Anggota DPR RI Usulkan Relokasi Warga Israel ke Amerika Serikat Demi Akhiri Konflik Puluhan Tahun

22 January 2025 - 05:03 WIB

Perkuat Dakwah, MUI DKI Jakarta Teken Kerja Sama dengan Lembaga Pendidikan Persatuan Emirat Arab

22 January 2025 - 00:29 WIB

Ulurtangan dan DDC Resmikan Pembangunan Sekolah Islam Terpadu di Sukaresmi, Bogor

19 January 2025 - 13:39 WIB

ARI BP Rayakan Gencatan Senjata di Gaza

18 January 2025 - 00:06 WIB

Dubes Persatuan Emirat Arab di Indonesia Sambut Baik Kerja Sama dengan MUI DKI Jakarta

17 January 2025 - 09:20 WIB

Trending di News