Jakarta, Dunis – Tanwir I Aisyiyah yang digelar di di Hotel Tavia Jakarta, Kamis (16/1/25) tak hanya membahas isu-isu strategis, namun juga menghadirkan kisah inspiratif tentang pengasuhan inklusif.
Penyanyi legendaris Indonesia, Dewi Yull, hadir sebagai pembicara dan berbagi pengalaman berharga tentang manajemen parenting dalam keluarga, khususnya dalam mendidik anak berkebutuhan khusus.
Sebagai ibu dari Panji Surya Sahetapy, seorang aktivis tuli, Dewi Yull telah lama dikenal sebagai public figure yang menerapkan pengasuhan inklusif. Dalam sesi Manajemen Parenting dalam Keluarga: Praktik Baik Orang Tua di hari kedua Tanwir, ia membagikan kisah perjalanan panjangnya sebagai orang tua. “Manajemen parenting dalam keluarga menjadi hal penting yang harus dimiliki setiap orang,” ujarnya membuka sesi.
Dengan gaya bertutur yang luwes dan penuh kehangatan, Dewi Yull menceritakan bagaimana ia mendidik dan mendukung anak-anaknya, termasuk Surya. Ia mengakui bahwa perjalanannya tidak selalu mudah, butuh waktu dan kesabaran ekstra.
“Dari cerita tentang bagaimana saya merawat anak saya dan menunggu jawaban atas doa-doa saya, ternyata saya baru mendapatkan jawabannya dari Allah setelah menunggu 30 tahun lamanya,” ungkap Dewi, disambut haru oleh para peserta Tanwir.
Dewi Yull menekankan pentingnya memahami keunikan setiap anak. “Tiap anak memiliki karakter, harapan yang berbeda. Tidak semua orang itu sempurna, tapi saya yakin dengan kepercayaan terhadap anak-anak saya, insyaallah dia akan bertanggung jawab terhadap pilihannya,” imbuhnya.
Kunci utama dalam menghadapi tantangan, menurut Dewi Yull, adalah berbaik sangka kepada Allah Swt. Ia meyakini bahwa segala sesuatu yang terjadi dalam hidup adalah bagian dari rencana terbaik-Nya.
“Kita harus berbaik sangka atas apa yang kita alami dan dalam kesempatan ini, Tuhan memberikan saya tugas untuk kita saling mengingatkan. Hidup ini luar biasa indah, ada waktu sempurna bagi kita andaikan kita mengalami kesedihan, kesusahan, dan air mata. Tidak perlu takut ataupun cemas maupun ragu-ragu karena itu merupakan pembentukan jiwa kita agar kita bisa yakin dan percaya terhadap Allah Swt,” jelasnya penuh keyakinan.
Kehadiran Dewi Yull dalam Tanwir I Aisyiyah ini menjadi bukti nyata bahwa pendidikan inklusif membutuhkan dukungan dari berbagai pihak, terutama orang tua.
Melalui kisah inspiratifnya, Dewi Yull telah menularkan semangat dan motivasi kepada para peserta Tanwir, khususnya para orang tua, untuk terus berjuang mewujudkan pengasuhan yang inklusif dan penuh kasih sayang.
Gerakan pendidikan inklusif menjadi salah satu isu strategis yang dibahas dalam Tanwir I Aisyiyah, dan kisah Dewi Yull menjadi pelengkap yang menguatkan komitmen Aisyiyah dalam mewujudkan pendidikan yang ramah bagi semua anak.