Purwakarta, Dunis – Yayasan Global Cahaya Nubuwwah Insani (GCNI) mengembangkan Islamic Entrepreneur Boarding School setara SLTP, SLTA yang berada di Desa Neglasari, Darangdan, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat.
Di atas lahan lebih dari tujuh hektare yang bersumber dari wakaf Pendiri sekaligus Pengurus Yayasan GCNI – Islamic entrepreneur Boarding School (IEBS) Hj. Enny Tin Suryanti, SE yang mengatakan akan terus bertekad dan berkomitmen mencetak para santri penghafal quran, menguasai bahasa Arab dan Inggris.
Sekaligus memiliki bekal wirausaha untuk masa depan yang lebih baik. Oleh karena itu dirinya menegaskan bahwa memiliki impian untuk mencetak para hafidz quran plus pengusaha alias santripreneur, technopreneur, agropreneur. Seperti yang disampaikan oleh Mudir IEBS, Dr. H. AA Hubur, Lc, MA.
Tugas Dewan Pengawas (Dewas) yang diemban oleh buya Amirsyah Tambunan yang memastikan bahwa Insha Allah para santri mampu mewujudkan cita-cita mulia sebagai mana Akbar Zainudin (2013) menulis buku Man Jadda Wajada.
“Man Jadda Wajada itu memiliki arti : Barang siapa bersungguh-sungguh, maka ia akan berhasil”. Hasil tidak bisa instan, ” kata buya Amirsyah usai memberikan tausiyah bagi santri di GCNI (30/11/24).
Kesungguhan memberikan kemudahan sebagaimana Allah menegaskan Surat Al Insyirah ayat ke-6:
فَاِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًاۙ
Artinya: “Maka sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan. Belajar menjadi mudah dengan menggunakan teknologi pembelajaran.
Kata pendidik cara lebih baik dari pada isi ( at-thariqah ahammu mina-l-maddah), namun guru (al-mudarris) jauh lebih penting dari sekadar thariqah (‘metode’).
Jadi guru bisa sebagai murid dan sebaliknya murid bisa melatih diri sebagai guru, karena guru sebagai cerminan dari para murid-murid.
“Maka sebaliknya murid cermin dari guru. Jadi guru yang sukses dalam membina murid merupakan pahlawan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, pungkas buya Amirsyah