Menu

Mode Gelap
Haikal Hassan : Bangun Indonesia Baru yang Damai dan Berkeadaban How To Handle Every Movie Challenge With Ease Using These Tips 20 Questions You Should Always Ask About Playstation Before Buying It The Most Influential People in the Green House Industry and Their Celebrity Dopplegangers Technology Awards: 6 Reasons Why They Don’t Work & What You Can Do About It

News · 30 Dec 2024 06:48 WIB ·

Cerita Perjuangan dan Kisah Inspiratif Aisyiyah di pedalaman : Kami tak Membawa Agama, Dakwah Kami Al-Maun


 Cerita Perjuangan dan Kisah Inspiratif Aisyiyah di pedalaman : Kami tak Membawa Agama, Dakwah Kami Al-Maun Perbesar

Jakarta, Dunis –Aisyiyah, organisasi perempuan Muhammadiyah, membuktikan kiprahnya dalam membangun Indonesia yang berkeadilan melalui berbagai praktik baik dakwah yang tersebar di seluruh penjuru negeri.

Hal ini ditegaskan oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat Aisyiyah, Salmah, dalam acara Song-Song Tanwir I ‘Aisyiyah bertajuk “Belajar dari Praktik Baik untuk Pengembangan Program sebagai Upaya Dinamisasi Perempuan Berkemajuan Mewujudkan Indonesia Berkeadilan” yang digelar secara daring pada Ahad (29/12/24).

“Dakwah adalah jantung dari gerakan ‘Aisyiyah,” tegas Salmah di hadapan hampir seribu peserta yang ‘memadati’ ruang virtual.

“Kami meyakini bahwa untuk menegakkan nilai-nilai Islam dan mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya, dakwah adalah jalan yang harus ditempuh. Ini adalah tanggung jawab setiap muslim, yang dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk kegiatan.”

Salmah menjelaskan dakwah Aisyiyah berlandaskan semangat amar makruf nahi munkar, dengan mengedepankan bil hikmah (kebijaksanaan), mau’izhah hasanah (peringatan yang baik), dan semangat musyawarah yang dilandasi ketaqwaan kepada Allah Swt. Dakwah ini, lanjutnya, diimplementasikan melalui berbagai strategi untuk mencapai tujuan utama Aisyiyah.

Lebih lanjut, Salmah menekankan bahwa kerja dakwah Aisyiyah, baik yang bersifat implisit maupun eksplisit, berfokus pada perwujudan keadilan.

“Keadilan yang kami perjuangkan bukan hanya sebatas keadilan hukum, tetapi keadilan dalam segala aspek kehidupan,” ujarnya. Ia pun mengajak seluruh kader Aisyiyah untuk tidak berpuas diri dan terus bergerak, mengevaluasi, dan mengawal terwujudnya keadilan seluas-luasnya.

Acara ini menjadi panggung bagi sepuluh narasumber dari berbagai Pimpinan Wilayah dan Pimpinan Daerah Aisyiyah untuk berbagi kisah inspiratif tentang kerja dakwah mereka. Mulai dari pendidikan, lingkungan hidup, pendampingan hukum, hingga pemberdayaan ekonomi, semuanya dipaparkan dengan gamblang.

Perjuangan Aisyiyah Banggai
Salah satu kisah yang menyentuh datang dari Sri Moxsa Djalamang, atau akrab disapa Kele Inang, dari Aisyiyah Banggai, Sulawesi Tengah. Ia menceritakan perjuangan Aisyiyah dalam mendampingi suku pedalaman Loinang di Dusun Tombiobong.

“Kami tidak membawa agama, tapi dakwah al-ma’un, dengan perhatian yang mendalam,” ungkap Kele Inang. Pendekatan dari rumah ke rumah, dengan menggunakan bahasa setempat, menjadi kunci utama.

“Selama kurang lebih satu tahun, setiap Ahadd kami datang, menyapa, membawakan sembako, berbincang tentang keseharian mereka. Dengan begitu, kami memahami pola konsumsi dan kebutuhan mereka,” kisahnya.

Dari sana, Aisyiyah Banggai meluaskan sayap dakwahnya, memberikan edukasi kesehatan, pangan, perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), pendidikan, ekonomi, hingga penyediaan air bersih. Kerja keras ini bahkan diganjar penghargaan SDG’s Award 2024 dari pemerintah Indonesia.

 

Kisah Aisyiyah Lahat
Kisah inspiratif lainnya datang dari Lahat, di mana Aisyiyah tidak hanya memberdayakan ekonomi perempuan marginal di 13 desa, tetapi juga menjadi pionir dalam mendampingi penyandang disabilitas untuk memasuki dunia kerja.

Melalui pelatihan dan kerja sama dengan berbagai pihak, Aisyiyah membuka kesempatan magang dan kerja bagi mereka. Sementara di Muna Barat, Aisyiyah mendorong penyusunan Rencana Aksi Daerah (RAD) Pencegahan Perkawinan Anak dan mengupayakan agar pengadilan agama dapat menggelar sidang di luar pengadilan untuk memberikan akses bagi pasangan yang belum mencatatkan perkawinannya.

Peran perempuan sebagai agen perubahan menjadi benang merah dalam setiap gerak dakwah ‘Aisyiyah. Rahmah Susanti dari PWA Kalimantan Barat, yang menginisiasi Gerakan Hijau Lintas Sektor, menegaskan hal ini.

“Perempuan tidak hanya berperan dalam mengedukasi keluarga tentang lingkungan, tetapi juga memiliki kemampuan untuk menjadi penggerak di masyarakat,” tegasnya. “Perempuan cenderung lebih peduli terhadap daur ulang, meminimalkan limbah, memilih produk ramah lingkungan, serta menghemat air dan energi.”

Berbagai praktik baik yang dipaparkan dalam acara ini menjadi bukti nyata komitmen ‘Aisyiyah dalam mendukung pembangunan Indonesia yang berkeadilan.

Dakwah Aisyiyah, yang dimotori oleh perempuan-perempuan tangguh, membuktikan bahwa perempuan memiliki kontribusi yang signifikan dalam mewujudkan cita-cita bangsa. Kisah-kisah inspiratif ini diharapkan dapat menjadi pemantik semangat bagi seluruh elemen masyarakat untuk turut serta membangun Indonesia yang lebih adil dan sejahtera.

Artikel ini telah dibaca 33 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Serukan Pelestarian Lingkungan, Menag Nasaruddin Umar Buka MTQ Internasional IV

29 January 2025 - 12:27 WIB

Anggota DPR RI Usulkan Relokasi Warga Israel ke Amerika Serikat Demi Akhiri Konflik Puluhan Tahun

22 January 2025 - 05:03 WIB

Perkuat Dakwah, MUI DKI Jakarta Teken Kerja Sama dengan Lembaga Pendidikan Persatuan Emirat Arab

22 January 2025 - 00:29 WIB

Ulurtangan dan DDC Resmikan Pembangunan Sekolah Islam Terpadu di Sukaresmi, Bogor

19 January 2025 - 13:39 WIB

ARI BP Rayakan Gencatan Senjata di Gaza

18 January 2025 - 00:06 WIB

Dubes Persatuan Emirat Arab di Indonesia Sambut Baik Kerja Sama dengan MUI DKI Jakarta

17 January 2025 - 09:20 WIB

Trending di News