DUNIAISLAM.NET, KOTA BEKASI–Pelaksanaan Pilkada serentak tinggal hitungan hari. Masyarakat Kota Bekasi, Jawa Barat berharap Pilkada menghasilkan pemimpin yang bersih korupsi. Hal ini terungkap dalam diskusi Mengawal Bekasi Bersih dari Korupsi yang digelar di RM Griya Wulansari Kota Bekasi, Jawa Barat, Jumat (15/11/2024).
Diskusi yang digelar oleh Serikat Ormas Bekasi (Somasi) ini menghadirkan berbagai narasumber. Seperti pakar hukum Bambang Sunaryo, mantan camat Ichsan Said. Kemudian Ketua PDM (Pimpinan Daerah Muhammadiyah) Kota Bekasi Zahrul Hadiprabowo, Ketua KNPI Mardani Ahmad, pemerhati kebijakan publik Abdul Choir HS dan lain sebagainya.
Masing-masing narasumber bersepakat Kota Bekasi perlu dikawal agar tidak terjadi kembali Wali Kota dipenjara karena tersandung kasus korupsi. Untuk diketahui Wali Kota Bekasi sebelumnya yakni Mochtar Mohamad dan Rahmat Effendi ditangkap KPK karena melakukan tindak korupsi.
Ketua Pengurus Daerah Muhammadiyah Kota Bekasi Zahrul Hadiprabowo mengingatkan bahwa korupsi adalah perilaku haram yang berefek dosa besar.
“Korupsi bagi Muhammadiyah adalah sebagai dosa besar. Korupsi merusak keadilan sosial. Muhammadiyah mendukung adanya pemberantasan korupsi,” tegas Zahrul.
Pakar hukum Bambang Sunaryo mengungkap agar Kota Bekasi tidak kembali dipimpin oleh Wali Kota yang berpotensi korupsi maka masyarakat harus melihat rekam jejak.
“Bekasi harus bersih dari tindak pidana korupsi. Silakan memilih calon kandidat ada tiga kandidat. Tentu rekam jejak sudah terlihat,” ujar Bambang.
Menurut Bambang, korupsi diawali dari niat. Manakala niat jahat, niat untuk korupsi maka niat itu yang mendorong orang untuk melakukan korupsi.
“Betul betul niat yang tulus. Yang ikhlas tidak korupsi. Berpihak kepada masyarakat. Berpihak kepada kepentingan rakyat. Bukan berpihak kepada kepentingan golongan,” ungkap Bambang.
Sementara itu, Faizal NA Moeliza, sebagai peserta aktif diskusi mengkritik arah tujuan diskusi. Niat baik mengawal Bekasi bersih dari korupsi tentu hal yang baik.
“Atau malah jadi pengawal di belakang para koruptor supaya tetap kelihatan bersih?” tanya Faizal yang saat ini dipercaya sebagai Dewan Pakar Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Orda Kota Bekasi.
Faizal berharap Indonesia bisa belajar ketegasan Pemerintah China dalam memberantas korupsi.
“Kenapa tak belajar tegas seperti pemerintah di luar negeri? Misalnya seperti pemerintah RRC (Republik Rakyat China) dimana pernah pemimpin nya menyatakan akan sediakan 100 peti mati, 99 peti mati untuk pejabat dan menteri yang dia pimpin, 1 peti untuk dirinya sendiri,” kata Faizal.
Untuk itu, Faizal meminta seluruh calon Wali Kota dapat membuat pernyataan yang sama. Langkah ini perlu dilakukan agar tidak ada lagi Wali Kota Bekasi yang tersandung kasus korupsi.
“Jika berani para calon pemimpinnya khususnya di Pilkada Kota Bekasi kali ini untuk membuat pernyataan serupa, pasti warga akan lebih berharap dan percaya. Bahwa calon Wali Kota Bekasi tidak akan melakukan hattrick sebagai kota yang pemimpinnya sudah dua kali ditangkap KPK dan jadi tersangka koruptor yang berujung jadi tahanan korupsi,” ungkap Faizal.*